Bila setiap hari Anda adalah orang 
terakhir yang meninggalkan kantor, mungkin karier Anda cepat meningkat 
tetapi jam-jam ekstra yang Anda habiskan di kantor juga berpengaruh bagi
 kesehatan. Dalam studi yang dirilis belum lama ini terungkap bahwa 
pekerja yang bekerja 11 jam setiap hari beresiko tinggi menderita 
depresi dibandingkan orang yang jam kerjanya standar, yakni sekitar 7-8 
jam per hari. Hasil riset tersebut menambah daftar lain dari dampak 
buruk kerja lembur bagi kesehatan.
Untunglah, waktu dua hari di akhir pekan
 bisa membantu kita mengurangi dampak stres dari jam-jam panjang yang 
dihabiskan di kantor. Di bawah ini adalah beberapa alasan mengapa kerja 
lembur sebaiknya tidak menjadi rutinitas harian.
1. Depresi
 Studi terbaru 
menunjukkan bahwa orang yang rutin bekerja lembur lebih rentan depresi. 
Ini antara lain karena jam kerja yang panjang berarti waktu yang pendek 
untuk dihabiskan mengurusi keluarga dan diri sendiri.
2. Terlalu banyak duduk
 Mereka yang 
pekerjaannya mengharuskan untuk duduk di belakang meja harus menyadari 
bahwa gaya hidup sedentari tersebut berbahaya bagi kesehatan. Cukup 
banyak riset yang menyatakan orang yang terlalu banyak duduk beresiko 
tinggi menderita diabetes, obesitas, kanker, atau serangan jantung.
Malah, menurut peneliti dari University 
of Missouri, orang yang terlalu banyak duduk, meski mereka meluangkan 
waktu berolahraga, tetapi beresiko tinggi menderita penyakit kronis 
seperti diabetes atau perlemakan liver.
3. Kurang tidur
 Sebuah penelitian 
menunjukkan orang yang bekerja lembur cenderung memiliki kualitas tidur 
yang rendah. Dampak dari kurang tidur sendiri sudah cukup banyak 
didokumentasikan, antara lain berkurangnya konsentrasi, kenaikan berat 
badan, mudah marah, penyakit kardiovaskular, dan masih banyak lagi.
Hampir 30 persen orang yang kurang tidur
 mengaku mereka sering mengantuk di tempat kerja, sementara itu 1 dari 
10 orang dari kelompok kurang tidur sering terlambat kerja.
4. Masalah kardiovaskular
 Studi pada tahun 2010 
menyebutkan, orang yang bekerja 10 jam atau lebih setiap hari beresiko 
tinggi menderita penyakit kardiovaskular seperti hipertensi atau 
serangan jantung. Hasil analisa studi terhadap 6.000 pekerja sipil di 
Inggris yang dipublikasikan  European Heart Journal edisi online 
menyebutkan, orang yang sering bekerja lembur dengan menghabiskan waktu 
10 hingga 11 jam sehari berisiko lebih tinggi mengalami sakit jantung.
5. Stres
 Menurut para pakar 
dari Mayo Clinic, Rochester Amerika Serikat, seperempat orang yang 
disurvei menyebutkan bahwa pekerjaan merupakan stresor (pemicu stres) 
dalam hidup mereka. Dalam jangka pendek stres, akan memicu tubuh 
memproduksi hormon yang akan meningkatkan tekanan darah, detak jantung 
dan gula darah.
6. Ketegangan mata
 Menatap layar komputer
 sepanjang hari merupakan penyebab utama ketegangan mata. Gejala kondisi
 tersebut bervariasi mulai dari sakit kepala, mata kering, atau 
pandangan kabur. Namun ternyata bukan cuma orang yang bekerja dengan 
komputer saja yang akrab dengan penyakit ini. Para sopir yang harus 
mengendarai kendaraan dalam waktu lama juga mengalaminya.
7. Demensia
 Penelitian yang dipublikasikan tahun 2009 menunjukkan bahwa mereka yang workaholic di
 usia muda lebih beresiko menderita demensia saat menginjak usia tua. 
Studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Epidemiology  
itu menemukan, karyawan yang bekerja lebih dari  55 jam dalam seminggu 
mengalami masalah dengan daya ingat, daya nalar, dan kosa kata.  
Masalah-masalah tersebut bahkan semakin parah seiring dengan terus 
bertambahnya jumlah jam kerja mereka. |Huffingtonpost|