Jumat, 13 Juli 2012

Jangkau Khalayak di Media Sosial Berdasarkan Karakte

Banyak cara menjangkau khalayak melalui media sosial. Berbagai layanan yang ada sekarang ini, memiliki karakteristik yang menjadi pilihan masing-masing khalayak. Tetapi pada prinsipnya, tak ada satupun layanan yang bisa memuaskan setiap pengguna.

Kebutuhan, karakteristik, dan angan-angan para pengguna yang sangat beragam, sulit dipenuhi oleh satu layanan media sosial. Lagipula, menyediakan semuanya dalam satu situs, pasti akan berdampak pada hal teknis, dan juga kenyamanan dalam menggunakan layanan tersebut.

Karenanya, untuk menjangkau beragam karakteristik pengguna, tidak mungkin hanya dengan mengandalkan satu kanal media sosial saja. Facebook sekalipun, yang dihuni paling banyak orang di dunia, belum tentu bisa menjangkau karakteristik target pasar yang diinginkan oleh suatu perusahaan.

Mendayagunakan Beragam Media Sosial Sesuai Karakter Penggunanya
Perlu kiranya mengidentifikasi kanal apa saja yang paling tepat digunakan untuk menjangkau khalayak tertentu. LinkedIn misalnya, menurut sebuah artikel di simplyzesty.com, bukanlah kanal yang tepat untuk mengiklankan produk, tetapi lebih tepat untuk membangun jejaring dan kerjasama dengan sesama rekan bisnis.

Facebook, sebaliknya lebih tepat digunakan untuk berpromosi, karena lebih banyak orang berkumpul di sana dan sebagian besarnya adalah khalayak awam. Jangan coba-coba membuat press release di sana, karena karakteristik konten yang tersebar di Facebook lebih cenderung bersifat pribadi, terkait hubungan antar orang atau komunitas tertentu. Sebaiknya tidak memaksakan konten "serius" di layanan ini.

Konten yang lebih ramah, terkait hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari dan menyentuh perasaan, akan lebih tepat dibagikan melalui Facebook. Konten serius seperti spesifikasi teknis produk baru, atau perubahan kebijakan perusahaan, akan cepat terlibas oleh konten-konten seperti album foto perjalanan, foto perkawinan, anak baru lahir, lagu-lagu atau film favorit, dan sejenisnya.

Beberapa waktu yang lalu, Salingsilang.com pernah memuat hasil survei yang membandingkan khalayak di Facebook Fans Page, dengan Google+ Brand Page. Hasilnya menunjukkan, pengguna Facebook lebih menyukai konten yang sifatnya lebih ringan, dan merupakan konsumsi khalayak umum, sedangkan para pengguna Google+ lebih cenderung menyukai konten seputar teknologi. 

Memecah Saluran Komunikasi Sesuai Karakteristik Konten
Ketika memiliki produk yang sangat beragam, perlu dipertimbangkan untuk "memecah" akun media sosial sesuai karakteristik produk. Tujuan akhirnya tetap sama, menjangkau khalayak dengan karakteristik tertentu. Dalam kasus ini, ada perusahaan yang memiliki produk atau brand untuk menjangkau target pasar yang spesifik, bisa karena usia, jenis kelamin, atau ketertarikan isu.

Di Twitter misalnya, memungkinkan untuk membuat varian akun sesuai karakteristik konten yang akan dikirim. Seperti contoh yang ditampilkan dalam artikel simplyzesty.com, akun Twitter The Guardian (@guardian) terdiri dari beberapa sub-akun yang disesuaikan dengan karakter isi yang disebarkannya.
Akun-akun Guardian
The Guardian adalah media asal Inggris yang membahas banyak isu di dalamnya. Untuk setiap isu, mereka membuat akunnya sendiri, sehingga pembaca tidak harus "kebanjiran" berbagai macam isu yang tersebar lewat akun utamanya, @guardian. Dengan cara ini, pembaca di linimasa bebas memilih akun mana yang perlu diikuti.

Banyak akun-akun komunitas yang memanfaatkan cara seperti ini. Meskipun ada akun komunitas penggemar tingkat nasional, mereka juga tetap memiliki akun di tingkat daerah. Contohnya adalah akun-akun penggemar klub sepakbola Liga Primer Inggris, yang pernah dipaparkan dalam infografik Salingsilang.com, di sini.

Bukan saja karena persoalan identitas, tetapi di setiap daerah mungkin punya ketertarikan, agenda kegiatan, atau isu khusus yang tidak relevan dengan daerah lainnya.

Apakah hal ini tidak akan menyusahkan tweeps karena harus mengikuti banyak akun? Mungkin iya. Tetapi bagi khalayak dengan karakteristik seperti pembaca The Guardian, kebanjiran isu yang bukan menjadi ketertarikannya adalah hal yang menyebalkan. Memahami karakteristik khalayak secara spesifik, membuat keputusan memecah akun seperti contoh di atas tampak masuk akal.

Berbagai sumber

Tidak ada komentar: