Senin, 20 Februari 2012

Kerupuk dari Keong Mas Bergizi Tinggi


image
Tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memanfaatkan keong emas atau siput murbai (Pomacea canaliculata Lamarck) untuk bahan baku pembuatan kerupuk yang memiliki kandungan gizi tinggi.
"Ketiga mahasiswa yang mengolah keong emas untuk dibuat kerupuk agar mudah dikonsumsi itu, adalah Azza Kadarwati Nugraini, Januar Fajarningrum, dan Nugrahini Dwi Wahyuni," kata staf humas Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Witono di Yogyakarta.


Menurut dia, ketiga mahasiswa tersebut berhasil membuat kerupuk berbahan baku keong emas, setelah melakukan penelitian dan beberapa kali uji coba.


Nugrahini mengatakan pembuatan kerupuk keong emas diawali dari memilih keong yang baik dan dicuci hingga bersih, kemudian direbus beberapa saat sampai lunak, dan didinginkan.


Selanjutnya dipisahkan antara daging dengan cangkangnya, dan dijemur hingga benar-benar kering.


"Daging keong yang sudah kering kemudian digiling hingga menjadi tepung. Tepung keong mas tersebut dicampur dengan tepung tapioka beserta bumbunya yang terdiri atas bawang putih, garam, ketumbar, dan merica," katanya.


Ia mengatakan adonan itu ditambah air secukupnya, sehingga menjadi kalis. Adonan ini kemudian dijadikan lembaran-lembaran tipis dengan alat pembuat lembaran adonan, atau silinder kayu dengan ketebalan antara 1-2 milimeter, dan dipotong-potong.


"Hasil pemotongan tersebut masih berupa kerupuk basah yang harus segera dijemur sampai kadar airnya di bawah 10 persen hingga menjadi kerupuk mentah. Sebaiknya kerupuk mentah dijemur terlebih dulu sebelum digoreng," katanya.
Bergizi tinggi
Januar mengatakan kandungan gizi dalam keong emas termasuk tinggi, karena setiap 100 gram dagingnya mengandung 83 kalori, protein 12,2 gram, lemak 0,4 gram, karbohidrat 6,6 gram, abu 3,2 gram, fosfor 61 mg, natrium 40 mg, kalium 17 mg, riboflavin 12 mg, niacin 1,8 mg, dan kandungan nutrisi lain seperti vitamin C, Zn, Cu, Mn, dan iodium.
    
"Pemanfaatan keong dalam makanan saat ini baru berupa satai, dendeng, dan pepes. Selain sumber protein yang cukup murah dan terjangkau, keong emas juga telah lama dipercaya masyarakat dapat digunakan untuk mengobati penyakit kuning atau hepatitis," katanya.
    
Menurut dia, keong mas juga diketahui mengandung asam omega tiga, enam, dan sembilan. Berdasarkan hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong emas berkisar antara 16 hingga 50 persen.
    
"Namun demikian, keong emas merupakan salah satu hama bagi petani, karena dapat menghabiskan tanaman padi muda dalam waktu semalam. Fertilitas yang tinggi dipadu siklus hidup yang pendek mampu membuat hewan ini bereproduksi dengan cepat dan adaptif terhadap lingkungan sekitarnya," katanya.
    
Ia mengatakan dalam kondisi lapang, enam ekor keong emas per meter persegi mampu mengurangi hasil panen sebanyak 15 persen, dan kerusakan yang ditimbulkan berlangsung hingga 50 hari setelah penanaman.
    
"Namun, di balik keberingasannya, keong emas menyimpan kandungan gizi yang tidak dapat disepelekan, bahkan hampir 40 persen berat tubuhnya terdiri atas protein yang merupakan zat pembangun bagi makhluk hidup," katanya.

Tidak ada komentar: