Bisnis pusat data (data center) di Indonesia semakin marak, demikian menurut Managing Director CSF Cyber, Wong Ka Vin, di Jakarta, Rabu sore.
Dalam
beberapa tahun terakhir banyak perusahaan di seluruh dunia dan di
Indonesia yang mulai menyadari pentingnya pusat data untuk mendukung
kebutuhan IT mereka. Oleh karena itu, terjadi tren pertumbuhan bisnis
pusat data yang kuat di Indonesia."Sekarang, jika ada investor asing ingin berinvestasi di Indonesia, yang paling utama ditanyakan adalah sejauh apa, sebagus apa pusat data yang dimiliki," ungkap Ka Vin.
"Pusat data merupakan komposisi penting dalam investasi di Indonesia. Digital economy is already happening," kata Ka Vin lagi.
Menguatnya tren pertumbuhan bisnis pusat data juga kemudian didukung DatacenterDynamics Industry Census 2011 yang menunjukkan pasar Asia Tenggara memiliki tingkat pertumbuhan terbesar di dunia dalam investasi pusat data dengan proyeksi mencapai 118 persen.
Dan menurut Vincent Liew, Manajer Bisnis DatacenterDynamics, pertumbuhan pesat bisnis pusat data ini memang tak mengejutkan. "Meningkatnya jumlah pengguna Internet, maka semakin banyak data dan informasi yang harus dikelola. Artinya memerlukan pula lebih banyak pusat data," ungkap Vincent.
Bahkan, DatacenterDynamics memperkirakan investasi pusat data di Indonesia telah tumbuh 100 persen setahun terakhir dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun hingga akhir tahun ini.
Meski dipandang menjanjikan dan tengah marak, bukan berarti investasi bisnis pusat data tak mengalami kendala. Menurut Presiden Direktur Cyber CSF Daniel W Korompis, ada tiga hambatan utama dalam membangun pusat data di Indonesia.
"Pertama biaya operasional. Kedua, pengetahuan, karena masih sedikit yang tahu bagaimana membangun pusat data, dan yang ketiga hilangnya sumber tenaga karena listrik yang tidak stabil," ungkap Daniel. (Ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar