Ibarat sebuah telenovela, merawat si karet bundar juga memiliki episode
tersendiri. Maklum saja, roda memiliki karekteristik tersendiri dibanding
urusan kaki-kaki mobil yang lain. Tips kali ini, kembali seputar ban, khususnya
pergantian atau rotasi ban dalam kelipatan setiap Km-nya.
Rotasi atau penggantian ban perlu, terutama jika telah mencapai 7.500
Km sampai 10.000 Km. Fungsinya, supaya kembangan ban habisnya merata.
Namun rotasi ban juga caranya bermacam-macam. Seperti sistem berputar
maju, yakni bisa dimulai dari roda depan kiri ditukar dengan roda depan
kanan, dan depan kanan pindah ke belakang kanan.
Kedua, sistem garis diagonal. Dalam sistem ini yang perlu dilakukan adalah
tukar roda depan kiri dengan belakang kanan dan sebaliknya. Lalu serepnya
bisa menggantikan salah satu roda belakang. Selanjutnya, yang perlu dicermati
adalah penggantian sistem segaris, dimana roda kanan depan ditukar pindah
dengan kiri depan. Demikian juga yang bagian belakang.
Berikutnya sistem Zig Zag, yakni ban depan kiri dioper ke kanan depan
dan yang kanan depan dipindahkan ke belakang kiri, lalu yang kiri belakang
ke samping kanan. Ban cadangan boleh juga menggantikan posisi ban depan
kiri. Versi lain yaitu sistem membalik kembangan. Dalam versi ini pengerjaannya
cukup sederhana, yakni hanya membalik kembangan ban di keempat rodanya.
Tips lain yang tak kalah penting dan juga berhubungan adalah mengganti
ban. Mengganti ban juga ada rumusnya. Kalau ukuran yang lebih besar ada
istilah plus 1 minus 1. Misalnya, pelek asli diameter 14" profil
75, lebar telapak 195, maka penggantinya adalah 15" profil 65 dan
lebar telapak 205. Dengan begitu ketinggian ban tidak jauh berbeda dari
standardnya.
Tapi kalau diubah ke Plus 2 minus 2, diameter ban lebih besar dari aslinya.
Jadi, celah spatbor dengan ban jadi sempit dan akibatnya memaksa orang
pakai ban profil tipis, misalnya ke 17/235/45. Kendala penggunaan ban
besar lainnya, selain keterbatasan rumah roda, adalah posisi strut atau
per. Kalau bisa sebelum mengganti ban, ukur bidang kritis ketika mobil
masih memakai ban standard.
Sisi negatif lain dari up-grade diameter standar ke 2 tingkat di atasnya
biasanya BBM ikutan boros, karena ban besar butuh tenaga ekstra. Selain
itu long tie rod, ball joint dan komponen yang lain umurnya menjadi pendek,
dan frekuensi penggantian menjadi lebih singkat. Sisi positifnya, memang
tampilan bikin gres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar